Surganya Majalengka !


Hi! Halo! Selamat datang! Silahkan mencari tempat duduk yang nyaman, silahkan berbaring kalau mau. Siapkan cemilan dan segelas kopi atau cola, yang kebelet bisa ke toilet dulu cause this gonna be my another long story about my first time visiting Majalengka. 
Sebelum ngebahas mengenai pengalaman gue jalan-jalan di Majalengka, I want to make sure you guys know where exactly Majalengka is. Kenapa? Karena tadi gue iseng googling Majaleng dan kaget banget pas lihat suggestionsnya.
Majalengka dimana? Majalengka itu dimana? Agak sedih bacanya, karena menurut gue Majalengka ini punya segudang destinasi wisata yang apik dan punya banyak potensi, tapi masih banyak masyarakat kita yang belum tahu. Well, for you guys yang diem-diem pernah googling “majalengka itu dimana” ini gue kasih tahu. Majalengka itu salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Jawa Barat dengan ibukota bernama Majalengka.  
Jadi, seperti yang tadi gue bilang, ini adalah kali pertama gue jalan-jalan ke Majalengka.  Beruntung banget karena di trip kali ini gue ditemenin tour guide yang asli orang sana dan besar di sana, Septian (@alis_tebaaal) namanya. 
Gue masih ingat gimana excitednya gue waktu itu tanya ke si Septian tentang tempat-tempat apa saja di Majalengka yang sekiranya bisa bikin gue kagum. “Sep, Sep.” Panggil gue sambil nepokin pundaknya. “Ajakin gue ke tempat-tempat seru di Majalengka dong, yang cakep gitu.” 
“Tenang, Bang. Disini ada banyak. Nanti kita ke Cadas Gantung, Goa Lalay, Bukit Payiweun, sama ke Curug Muara Jaya.” Gue juga masih inget gimana gaya antusias Septian ketika nyebutin daerah tersebut satu-satu, persis tour guide beneran. But that’s good, itu kan artinya dia bangga akan tanah kelahirannya. 
Kemudian perjalanan kita diawali dengan mengunjungi Cadas Gantung, letaknya di Desa Mirat, Kecamatan Leuwimunding. Saat itu gue baru tahu kalau Cadas Gantung baru dijadikan sebagai salah satu tujuan wisata di awal tahun 2016 oleh Karang Taruna Desa Mirat. Jadi, pemuda-pemudi di sana memanfaatkan sosial media sebagai sarana untuk mempopulerkan potensi desanya, ya Cadas gantung itu. Itu asli keren banget, dan buat kalian yang ingin memajukan potensi wisata di daerah kalian, bisa nih dicontoh apa yang udah di lakukan pemuda-pemudi Desa Mirat dalam mengembangkan wisata di Cadas Gantung. Buktinya, saat ini Cadas Gantung sudah menjadi salah satu destinasi wisata utama di Majalengka. Hal tersebut sama sekali nggak mengherankan bagi gue, karena pas pertama kali gue dateng ke sana gue langsung disambut dengan hamparan sawah dan tebing serta perbukitan gunung Ciremai yang pemandangannya bisa kita nikmati dari situ, dan bakal makin setu kalau kalian datang kesana pagi atau sore hari. 

Selain pemandangannya yang super bikin mangap, daerah itu juga terkenal dengan kesejukan dan bebatuan karangnya. Kalau menurut gue, pemandangan di sana mirip dengan Stonegarden yang ada di Padalarang. Kalian bisa bayangin gimana indahnya hamparan bukit yang dihiasi bebatuan karang. 



Sadis banget. Cadas Gantung ini juga bisa buat sarana edukasi loh! Karena di sini ragam floranya bervariasi, mulai dari pohon jati hingga pinus yang menurut gue punya wangi yang khas. Buat kalian yang gemar mengambil foto bertemakan adventure maupun wanderer, Cadas Gantung ini bisa masuk ke dalam bucket list kalian. Kalian akan langsung disuguhi pemandangan tegalan, persawahan serta perkebunan. Waktu itu gue melakukan pendakian mediaum dan lagi-lagi gue dibikin takjub oleh pemandangan tebing-tebing tinggu di sana. 

Sayangnya, perjalanan hari itu harus berakhir karena hari semakin gelap. Gue balik ke rumah Septian, istirahat, dan menyiapkan diri karena besoknya gue bakal ke tempat-tempat lain yang lebih seru.

Pagi pun menyambut dengan kabut yang pekat, gue dan Septianberangkat menuju Goa Lalay yang berada di Desa Sukadana kecamatan Argapura. Goa ini diresmikan sebagai salah satu destinasi wisata di Majalengka sejak tahun 2015. Oke, Goa Lalay. Lalay itu lowo, lowo itu kelelawar, kelelawar itu Batman, yang artinya Goa ini merupakan tempat tinggal bagi beribu kelelawar. Walaupun dianggap angker oleh masyarakat sekitar, pesona Goa Lalay justu makin digandrungi oleh para turis, seperti aliran air yang mengalir di tebing-tebingnya.Perjalanan gue kali ini gampang-gampang susah. Apa susahya? Karena di sini kalian harus berhadapan dengan ribuan kelelawar beserta kotorannya. Semakin mendekati air terjun, jumlah kelelawar akan semakin banyak dan tentunya semakin banyak pula kotorannya, belum lagi hawa dingin yang memberikan kesan tersendiri. Kalian bakal susah membadakan anatara mana yang kena tetesan mata air dan mana yang kena tetesan kotoran kelelawar. Bebatuan yang saat itu gue jadiin pijakan dan pegangan juga full tercover sempurna oleh kotoran kelelawar, mulai dari pakaian sampai lensa gue juga gak luput dari serangan kotoran kelelawar. Jadi, kalau kalian ingin berkunjung ke sini pastikan kalian telah memiliki persiapan yang matang sebelumnya. Jangan lupa pakai masker, karena serius baunya asem banget disini. But in the end, everything was worth the pain. Perjuangan gue yang tadi bergelut dengan ribuan kelelawar beserta kotorannya akhirnya terbayar. Kalian bakalan dimanjain dengan pemandangan yang sangar dari tebing-tebing tinggi ala Green Canyon sampai keindahan ROL (Ray of Light)nyaBest viewnya memang terletak disitu, gue masih inget waktu itu skitar jam 9 lebih Rolnya muncul pas sebelah yang berdiri. Gue tanpa pikir panjang langsung bikin slow speed 3 detik dan ini hasilnya. Gue puas banget sama hasilnya, tapi dibalik hasil yang memuaskan tentu ada pengorbanan yang ekstra. Yap, gue ngambilnya pas mepet banget sama tebing, soalnya waktu itu gue pakai lensa standar supaya dapet hasil yang agak wide gitu,jauhan kayak LDR. 


Sekitar jam 11, gue dan Septian memutuskan keluar dari sana. Di pintu Goa, kami disambut oleh sorang kakek tua. Si Kakek ngajakin ngomong pakai bahasa Sunda dan gue juga nggak seberapa paha. Yang gue ngerti inti dari pembicaraanya waktu iti, si Kakek ngasih tau ko tiga sebelum kami datang ada orang yang meningga di daerah situ. Jujur gue nggak seberapa kaget, karena sebelumnya gue juga udah denger beberapa rumor yang bilang kalau di daerah situ rawan terjadi kecelakaan dan nggak sedikit orang yang meninggal.  Untung si Septian  (@alis_tebaaal) baru tahu akan hal ini ketika kami sudah mulai perjalanan menuju Bukit Pawiyeun.  Buat pelajaran sih kalau menurut gue. Jadi, ketika kalian mau pergi-pergi cobalah untuk menghormati daerah tersebut, entah itu di hutan, Goa, sungai, dimanapun itu cobalah untuk menghormati alam bahkan makhluk lain yang juga tinggal di sana. Jangan terlalu terbawa euforiasaat menemukan tempat spesial dan tetap berdoa serta salam ketika memasuki tempat baru karena kita nggak akan pernah tahu apa yang bakal terjadi, dan inget penghuni di sana tidak hanya manusia.


Setelah menikmati mistisnya Goa Lalay, gue dan Septian melanjutkan perjalanan menuju Bukit Pawiyeun. Sepanjang perjalanan gue lagi-lagi dibikin takjub oleh keindahan tebing-tebing yang menjulang tinggi disertai kabut. Berhubung pemandangannya yang keren banget, sayang kan klalu dilewatin gitu aja. Akhirnya gue dan Septian memutuskan buat berhenti sebentar untuk mengambil beberapa foto. 





Sampainya di Bukit, gue nyempetin buat ngopi sekalian istirahat di salah satu Saung. Beruntung Saung yang gue pilih waktu itu punya view yang bagus yang bikin pengalaman ngopi gue jadi tambah seru.

Ngopi di daerah situ, lo bakalan disuguhi dengan pemandangan terasering tanaman bawang lengkap dengan kabutnya.

 Kalau kalian mampir ke Majalengka, kalian semua wajib buat meluangkan waktu untuk ngopi di sini. Gue gak main-main ketika gue bilang viewnya bagus banget, karena memang itu kenyataannya, keindahannya melibihi visualisasinya haha :D bikin betah, kayak pas kalian lagi dipelukan si doi.


Destinasi terakhir gue hari itu adalah Curug Muarajaya yang letaknya di Desa Apuy, Kecamatan Argapura. 

 Kawasan di sekitar Curug ini udaranya sejuk banget, tanahnya juga subur jadi kita bisa lihat banyak banget jenis tanaman yang ditanam di sini, mulai dari tanaman hias sampe sayur-mayur. Di lokasi ini setiap tahunnya digelar upacara Parerasan yang dilakukan oleh masyarakat setempat setelah panen raya. Curug yang tingginya sekitar 60 meter ini sangat cocok dinikmati bersama kelurga, pacar, temen, bahkan pacar temen haha :D Curug ini bentuknya bertingkat yang membuat dia punya keunikan tersendiri dibandingkan Curug lainnya. Percaya sama gue, kalau kaian berkunjung kesini, mata dan pikiran kalian bkalan fresh dan rasanya pengen banget lama-lama di sini. Oiya, disini juga disediakan Camping Ground buat kalian yang suka camping. 
Well, sekian dulu cerita dari perjalanan gue kali ini. gimana? Kalian sudah kepingin buat jalan-jalan explore Majalengka? Buat kalian yang udah kepikiran buat ke Majalengka, I hingly recomended those place I’ve visited. Jangan lupa persiapkan semuanya dengan baik, jaga kondisi dan kesehatan biar kalian bisa enjoy waktu liburan. Selamat berpetualang!

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer