Pantai Terpanjang di Kalimantan Timur



Hi! Halo! Di postingan kali ini gue mau share pegalaman gue jalan-jalan ke daerah Indonesia bagian tengah. Gue yakin ketika gue bilang wilayah Indonesia bagian tengah. Banyak banget wilayah di bagian tengah Indonesia yang punya destinasi wisata keren, salah satunya Balikpapan. 

Balikpapan merupakan salah satu kota yang terletak di Kalimatan Timur yang terkenal dengan kuliner berbahan dasar ikan, wajar saja karena memang kota ini terletak di pesisir Timur Kalimantan yang berbatasan langsung dengan Selat Malaka. 

Fakta lain yang gue tahu, ternyata Balikpapan merupakan kota denga biaya hidup paling mahal se-Indonesia. Ngeri kan? Tapi tenang aja, gue di sini gak bakal ngebahas masalah pertumbuhan penduduk, perkembangan ekonomi atau pendapatan perkapita masyarakatnya, yang bakal gue bahas adalah tempat-tempat wisata keren yang ada di sana.
Di perjalanan kali ini, gue ditemani oleh Yudenk (Iya, Yudenk pake ‘k’). Kami berdua berangkat subuh dari KM 14 di Balikpapan menuju rumah Cia─temen gue yang lain─yang bertempat di KM 7Memiliki banyak kenalan yang berasal dari berbagai macam daerah tentunya membawa banyak hal positif bagi gue, seperti saat itu. Gue ngerasa beruntung banget bisa kenal Cia yang notabennya merupakan penduduk lokal setempat. Ketika gue bilang ke dia mau jalan-jalan ke Balikpapan, dia dengan senang hati mau jadi tour guide gue buat nunjukin tempat-tempat seru apa aja yang ada di Balikpapan. Waktu itu Cia menyarankan untuk mengunjungi pulau Penajam. Tentunya gue dan Yudenk langsung mau dan excited banget. Untuk sampai di pulau Penajam, kami harus ke Kampung Baru terlebih dahulu. Kampung Baru ini semacam perkampungan nelayan dan terdapat pelabuhan speed boat yang nantinya bisa mengantarkan kami untuk menyebrang menuju Pulau Penajam. Boleh lah ya selpi dulu di kampung baru Ahihihi 





 Walaupun nama Kampung Baru ini terdengar sangat familiar, tapi gak gampang guys buat menemukan letaknya. Waktu itu gue harus keluar masuk gang-gang kecil dan hampir nyasar, beruntung kami bertemu dengan sekumpulan anak muda yang bersedia mengantarkan kami menuju ke Kampung Baru denganupah sebesar 10 ribu rupiah. Nominal 10 ribu rupiah nggak seberapa karena memang jalan yang ditempuh untuk menuju ke Kampung Baru itu  memang rumit bin ruwet. Kalau misalkan gue disuruh balik kesana lagi sendirian tanpa pemandu arah seperti adik-adik itu, dijamin 100000% gue bakal nyasar. Well, seperti halnya perkampungan nelayan pada umumnya, mayoritas rumah warga di Kampung Baru ini merupakan rumah apung. Karena gue sampai di sana kepagian dan sambil menunggu kapal boat yang membawa kami ke pulai Penajam, kami menikmati sunrise di tepi pelabuhan. Matahari terbit atau sunrise memang bisa dinikamti dari manapun, tapi tetap saja setiap tempat akan membawa feel yang berbeda-beda. Seperti saat itu, menikmati sunrise sekaligus deburan angin laut sambil duduk-duduk di tepi pelabuahan, rasanya bener-bener luar biasa!
Membutuhkan waktu 20-30 menit untuk menyebrang menuju pulau Penajam. Nah, biasanya saaat kita nyebrang ke pulau yang jaraknya nggak terlalu jauh, diperjalanan kita bakal papasan sama ikan atau kapal-kapal nelayan lainnya. Bedanya disini, ketika gue nyebrang menuju pulau Penajam, nggak hanya ikan dan kapal nelayan yang gue temuin, tapi kapal-kapal besar yang gedenya udah mirip badannya Transfoemers, gede banget! Waktu kapal-kapal gede itu papasan lewat depan gue, gue yang cuma naik speed boat cuma bisa berdoa semoga aja gue nggak mati kelindes kapal-kapal tanker


Tapi wajar, karena di sekitar daerah tersebut ternyata terdapat kilang minyak milik pertamina yang mengakibatkan banyak kapal tanker yang lalu lalang.
Sesampainya kami di salah satu pelabuhan di pulau Penajam (gue lupa nama pelabuhannya apa), kami langsung disambut oleh salah satu teman Cia yang bernama Sufiyah   Si Sufiyah inilah yang nantinya akan membawa kami menuju Pulau Gusung yang merupakan tujuan utama perjalanan kali ini. Tapi, sebelum berangkat menuju pulau Gusung, kami terlebih dahulu mengunjungi pantai Tanjung ini nih pantai terpanjang yang gue maksut , 





dari kebersihan sekitar dan udara segar yang ciamik  patut lo kunjungi ketika ke Penajam paser Utara, Diperjalanan, kami banyak melintasi perkebunan kelapa sawit yang asri. 
Kami tiba di pantai Tanjung sekitar pukul 9 pagi. 







Kami pun bertanya kepada warga sekitar mengenai kapal yang dapat membawa kami menuju pulau Gusung. Kami bertemu dengan seorang ibu-ibu yang bersedia mengantarkan kami ke salah satu rumah nelayan yang dapat memberikan tumpangan ke pulau Gusung. Satu hal yang bikin gue takjub di sini adalah rumah-rumah penduduk setempat yang masih menggunakan model rumah adat atau rumah tradisional. Gue berasa seperti lagi jalan-jalan di TMII karena di kanan-kiri jalan dihiasi rumah-rumah adat tradisional daerah setemat. Bedanya, kalau TMII adanya di Jakarta sedangkan gue lagi ada di Tanjung Jumlai, Kabupaten Penajam Paser Utara. Selain itu, kalau di TMII rumah-rumah adatnya cuma pajangan, sedangkan di sini rumah adatnya berpenghuni dan suasananya lebih asri. 


Kami harus menunggu sekitar satu jam lagi. Kata Bapak nelayannya, kita boleh berangkat ketika air laut surut. Jadi, sambil menunggu air surut kami memutuskan untuk beristirahat di rumah Bapak tadi sembari melontarkan obrolan-obrolan ringan dengan warga setempat. Ditenga-tengah perbincangan, tiba-tiba sekelompok anak muda datang menghampiri kami. Dengan senang hati earga mempersilahkan rombongan tersebut untuk ikut bersantai dan berbincang bersama. Di dalam rombongan tersebut ternyata terdapat duta pariwisata Paser. Tak ingin melewatkan kesempatan berharga, aku pun menanyakan mengenai lokasi wisata yang sedang populer saat itu. Ia kemudian menyebutkan nama salah satu goa yang baru saja diresmikan sebagai objek pariwisata, sekitar tiga bulan lalu pada waktu itu. Goa tersebut adalah Goa Waru. Selain Goa Waru, sebenarnya Kecamatan Waru, Kabupaten Penajam Paser Utara juga memiliki puluhan goa yang sangat eksotis namun selama ini kurang mendapatkan perhatian serius dari pemerintah. Mendengar hal tersebut, gue langsung mengutarakan niat untuk berkunjung ke Goa-goa tersebut apabila diberikan kesempatan lagi untuk berkunjung ke Balikpapan. Usut punya usut ternyata duta Pariwisata itu lagi punya tujuan untuk kerja bakti membersihkan pantai yang indah ini 






Tak terasa sejam telah berlalu dan kami bergegas untuk berangkat menuju Pulau Gusung . perjalanan hanya ditempuh selama 15 menit menggunakan speed boat. 
Pulau Gusung sebenernya merupakan sebutan dari warga setempat untuk menyebut gosong yang tersusun atas tiga buah gosong yang besar (berjajar dari utara ke selatan) dan beberapa gosong yang lebih kecil di sekitarnya. Seperti halnya gosong pasir di tempat lain, gosong di sini juga terendam saat pasang dan terpapar saat surut. Kalau kalian berkunjung ke Balikpapan, kalian harus dan wajib buat menyempatkan diri buat berkunjung ke Pulau Gusung ini, karena sumpah demi apapun, view disini keren abis! Bayangin aja lo lagi berdiri di hamparan pasir di tengah laut, apalagi pas langitnya cerah ditambah dengan areal terumbu karang (coral reefberada di sekeliling gugusan pasir yang muncul ketika air laut surut menambah eksotisme tersendiri. Gue denger-demger, di sekitar gugusan pasir gusung ini dapat ditemukan 56 jenis karang dan 47 ikan, baik ikan hias maupun ikan konsumsi. Jadi, kalian semua bisa ngebayangin kan gimana cantiknya pulau Gusung ini. Selpi dulu sama tidur tiduran gak d larang kok gaesss 😋






Satu hal yang gue sayang dari trip kali itu ialah kami hanya diberikan waktu selama dua jam untuk menikmati keindahan pulau gusung dan kembali sebelum air laut pasang. Bagi gue waktu dua jam itu sangta tidak cukup mengingat Pulau Gusung ini kece abis dan gue bisa dapet banyak foto-foto kece di sini. Alhasil, rombongan kami telat sekitar 30 menit dari waktu pulang yang telah direncanakan dan tentu saja saat itu air laut sudah naik hingga setinggi pusar orang dewasa. Well, ini hal yang buruk jadi gue harap kalian semua nggak bakal ngikutin kelakuan gue. Haha Otw deh balik ke pantai Tanjung untuk balik ke Balikpapan dengan wajah item manis khas anak pantai a en jE aye (Anjay)








Sekian dulu cerita jalan-jalan gue ke Balikpapan, lebih tepatnya ke Pulau Gusung, Kabupaten Penajam Paser Utara. By the way, gue balik ke Balikpapan naik kapal naik kapal pesiar dengan harapan sampenya lebih cepet. Tapi ternyata kalau naik kapal klethek bakal lebih cepet karena cuma butuh waktu 30 menit. Jadi, gue saranin kalian naik kapal klethek aja, selain lebih murah, lebih cepet pula. 
Demikian hituk pikuk di dalem kapal pesiar biasa Rame bat dah 





Sampai ketemu di postingan selanjutnya!

Komentar

Postingan Populer